Sabtu, 05 November 2011

NASA: Komet 'Tanda Kiamat' Elenin Telah Mati

VIVAnews - Sebagian orang percaya, kiamat akan datang pada 2012. Konon, sebuah planet bernama Nibiru akan menghantam Bumi dan memusnahkan semua mahluk di dalamnya.

Karena tak ditemukan planet 'nakal' yang mengancam Bumi -- yang bisa memainkan peran sebagai Nibiru -- para penganut teori konspirasi menggantinya dengan sebuah komet. Namanya Elenin yang  melintasi Bumi pada Oktober 2011. Elenin, bagi mereka, adalah Nibiru.

Namun, kabar baik pada penduduk Bumi. Ramalan itu tak akan terbukti. Sebab, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan, alih-alih menubruk Bumi, komet Elenin telah mati. Bahkan, sisa-sisa pecahannya tak akan kembali dalam waktu 12.000 tahun.

Sains & Teknologi Ditemukan, 3 Planet Unik dan Objek Misterius Ketiga planet tersebut mengorbit sebuah bintang yang tengah sekarat.

VIVAnews - Sejumlah temuan menarik diumumkan oleh astronom dari Penn State University, Pennsylvania, Amerika Serikat. Saat penemuan eksoplanet sudah menjadi temuan biasa, astronom ini menemukan tiga buah planet unik dan sebuah objek misterius di ruang angkasa.

Yang unik di seputar tiga planet ini adalah bahwa mereka mengorbit sebuah bintang merah, yang sudah tua dan sekarat. Bintang ini biasanya berada di tahap akhir hidupnya dan umumnya akan menghisap planet-planet yang berada terlalu dekat dengannya.

Ketiga planet itu diberi nama HD 240237, BD +48 738, dan HD 96127. BD +48 738 malah punya objek misterius yang mengitarinya. Objek itu bisa jadi planet lain, sebuah bintang bermassa rendah atau brown dwarf, objek yang massa-nya berada di antara bintang dingin dan sebuah planet raksasa.

“Kami akan terus memantau objek aneh ini dan berharap bisa mengungkap identitasnya dalam beberapa tahun ke depan,” kata Alex Wolszczan, ketua tim peneliti, sebagaimana dikutip Universe Today, 31 Oktober 2011. Wolszczan merupakan astronom pertama yang menemukan eksoplanet, yakni 3 planet kecil yang mengorbit sebuah pulsar, sebuah bintang neutron, tahun 1992.

Matahari kita sendiri diperkirakan akan menjadi bintang sekarat atau bintang merah raksasa dalam 5 miliar tahun ke depan. Meski bukan kabar gembira bagi umat manusia, untungnya itu masih cukup lama. Selain itu, sebelum Bumi, planet-planet dalam seperti Merkurius dan Venus akan terlebih dahulu disantap oleh Matahari yang ukurannya ketika itu membengkak.

Temuan terbaru seputar planet yang mengorbit bintang yang sekarat ini sendiri akan menjadi fokus pembahasan dalam konferensi Planets Around Stellar Remnants yang akan berlangsung di Puerto Rico, Januari mendatang. Konfernsi yang digelar oleh Center for Exoplanets and Habitable Worlds, Penn State itu akan bertepatan dengan 20 tahun sejak Wolszczan pertamakali menemukan eksoplanet.
• VIVAnews

Asteroid Raksasa Mendekat Selasa. Ancam Bumi?

VIVAnews - Sebuah asteroid berukuran lebih besar dari sebuah kapal induk--atau empat kali besar lapangan bola--akan melintas di antara Bumi dan Bulan, Selasa 8 November 2011. Ia berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi dalam periode 35 tahun.

Asteroid 2005 YU55, akan melayang dalam jarak 201.700 atau sekitar 325.000 kilometer--masuk ke dalam orbit Bulan. Sebelumnya, ia diketahui berjarak "selemparan batu" dengan Bumi 200 tahun lalu.

Seberapa bahayakah bagi manusia?

Profesor Ilmu Bumi dan Atmosfer Purdue University, Jay Melosh, memperkirakan jika menghantam Bumi, 2005 YU55 kan menciptakan kawah selebar empat mil atau 6,4 kilometer dan dalam 1.700 kaki atau 520 meter. Ia juga bisa memicu gempa 7 skala Richter dan gelombang tsunami setinggi 70 kaki.

Namun, Melosh mengatakan, asteroid yang ditemukan pada 2005 itu tak berbahaya bagi Bumi.

Badan Antariksa AS, NASA juga telah memastikan bahwa asteroid 2005 YU55 tidak membahayakan. "Kami sangat yakin, 100 persen yakin, asteroid ini bukan ancaman," kata Direktur Program Obyek Dekat Bumi pada Laboratorium Jet Propulsion NASA, Don Yeomans, seperti dimuat situs NASA.

Jika Bumi tidak terancam bahaya, bagaimana dengan Bulan? Sebab, lintasan 2005 YU55 justru lebih dekat dengan satelit Bumi itu.

Yeomans mengatakan asteroid itu juga tak akan menabrak Bulan. Saat batu angkasa raksasa melintas dengan kecepatan 13 kilometer per detik, Bulan akan berada pada seperempat perjalanannya di sisi berlawanan dari Bumi.

Kalaupun menabrak Bulan, kata Yeomans kepada Life's Little Mysteries, itu tidak akan menimbulkan kerusakan hebat, meski "akan menciptakan kawah tumbukan, setidaknya selebar 4 kilometer". Itu memang signifikan, namun masih terhitung kecil dibandingkan dengan kawah Bulan yang lain.

Astronom menggolongkan 2005 Yu55 sebagai sebagai asterodi tipe C, mengandung karbon. "Bukan sekedar batu seperti yang lain," kata Yeomans.

Asteroid semacam itu diyakini pernah menubruk Bumi di masa lalu, membawa material berbasis karbon dan juga air ke Bumi pada masa awal pembentukannya. Ancaman tubrukan dengan asteroid semacam ini diperkirakan berpeluang terjadi dalam waktu 100 ribu tahun atau lebih.

Selain 2005 YU55, sebuah asteroid raksasa juga akan melintas dekat Bumi. Namanya: Apophis. Yang oleh sebagian orang disebut sebagai "pembawa kiamat". Dengan panjang 269 meter, ia akan berada dalam jarak sangat dekat dengan Bumi pada 13 April 2029, tapi tak sampai menabrak. Namun, saat kembali melintas pada 13 April 2036, ia punya kesempatan tipis untuk menyenggol Bumi. (Sumber: Space.com, Purdue University)
• VIVAnews