Kamis, 18 Agustus 2011

Amuba Pemakan Otak Bunuh 3 Orang di AS

VIVAnews - Tiga remaja dilaporkan tewas di seluruh Amerika Serikat pada musim panas ini akibat terinfeksi amuba yang memakan sel jaringan otak. Amuba jenis ini sangat langka dan sangat mematikan apabila memasuki tubuh manusia.



Dilansir dari laman CNN , Kamis, 18 Agustus 2011, amuba jenis ini berkembang di dalam air dan mencapai puncak jumlah terbanyak pada musim panas, sekita bulan Juli, Agustus dan September. Kebanyakan yang terjangkit adalah anak-anak dan remaja yang berenang di sungai, danau, bahkan kolam renang.



Amuba bernama Naegleria Fowleri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui hidung dan mulut ketika seseorang berenang. Jika terinfeksi, resiko kematian mencapai 95 persen. Jumlah kematian terbanyak adalah pada tahun 1980 dengan delapan orang yang tewas.



"Ini adalah jenis infeksi yang langka, namun sangat tragis bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Jonatan Yoder, koordinator penyakit di dalam air dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).



Menurut data CDC, kasus pertama tahun ini terjadi pada Juni 2001 di Lousiana. Kasus kedua yang menewaskan bocah lelaki 9 tahun terjadi Jumat pekan lalu di Virginia. Sementara kasus terakhir terjadi Sabtu pekan lalu yang menimpa seorang gadis 16 tahun di Florida.



Pada kasus terakhir, ibunya mengatakan putrinya mengeluhkan sakit kepala dan muntah sebanyak 20 kali dalam sehari. Dia juga menderita demam hingga mencapai 104 derajat.



Naegleria Fowleri kebanyakan menjangkiti anak-anak hingga remaja. Setelah memasuki tubuh manusia melalui hidung, amuba mulai mencari makanan. Ketika mencapai otak, amuba jenis ini mulai memakan jaringan neuron otak. Biasanya Naegleria Fowleri berkumpul di cairan tulang belakang.



Gejala penyakit ini adalah sakit kepala, demam, mual, muntah dan kaku leher. Gejala berikutnya setelah terinfeksi lebih jauh adalah perasaan bingung, kurangnya perhatian kepada lawan bicara, kehilangan keseimbangan, kejang-kejang dan halusinasi.

Kematian biasanya terjadi selang tiga sampai tujuh hari setelah gejala ditemukan. Menurut laporan CDC, sejak tahun 1978, hanya ada satu orang yang berhasil selamat setelah terinfeksi amuba ini.

2 comments:

Anonim mengatakan...

Berarti gawat juga yah dit ?

Aditya Putra mengatakan...

makannya hati2

Posting Komentar